Alkohol eter dan senyawanya
Gugus Fungsi Senyawa Karbon
Gugus fungsi adalah atom atau gugus atom yang menjadi ciri khas suatu deret homolog. Setiap senyawa karbon yang mempunyai gugus fungsi berbeda akan mempunyai sifat yang berbeda pula.
Berikut ini beberapa gugus fungsi dari senyawa turunan alkana yang akan kitapelajari pada bab-bab selanjutnya.
No.
|
Golongan
|
Rumus Gugus
|
Struktur Fungsi
|
Contoh Senyawa
|
Nama Senyawa
|
1
|
Haloalkana
|
R – X
|
–X
|
CH3–Cl
|
Klorometana
(metilklorida)
|
2
|
Alkohol
(Alkanol)
|
R–OH
|
–OH
|
CH3–OH
|
Metano l
(metil alkohol)
|
3
|
Eter (Alkasialkana)
|
R–O–R’
|
–O–
|
CH3–O–CH3
|
Metoksi metana
(dimetil eter)
|
4
|
Aldehid (Alkanal)
|
O
║
R─ C─H
|
O
║
─ C─H
|
O
║
CH3─ C─H
|
Etanal
(asetaldehida)
|
5
|
Keton
(Alkanon)
|
O
║
R─ C─R’
|
O
║
─ C─R’
|
O
║
CH3─ C─ CH3
|
Propanon
(dimetil keton)
|
6
|
Asam karboksilat
(Asam Alkanoat)
|
O
║
R─ C─OH
|
O
║
─ C─OH
|
O
║
CH3─ C─OH
|
Asam etanoat
( Asam asetat)
|
7
|
Ester
(Alkil alkanoat)
|
O
║
R─ C─OR’
|
O
║
─ C─OR’
|
O
║
CH3─ C─OCH3
|
Metil etanoat
(metil asetat)
|
Catatan: R = Alkil (CnH2n+1)
A.Haloalkana
Haloalkana merupakan salah satu senyawa turunan alkana. Haloalkana mempunyai rumus struktur yang sama dengan alkana, hanya satu atau lebih atom H-nya diganti oleh atom halogen (X = F, Cl, Br, I).
1.Tata Nama halo Alkana
Tata nama haloalkana dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Tata Nama IUPAC
Haloalkana merupakan nama IUPAC. Sedangkan urutan cara penamaannya sebagai berikut:
1) Menentukan rantai induk, yaitu rantai karbon terpanjang yang mengandung atom halogen (X = F, Cl, Br, I).
2) Memberi nomor. Penomoran dimulai dari salah satu ujung rantaisedemikian sehingga posisi atom halogen mendapat nomor terkecil.
Catatan: Jika terdapat lebih dari satu atom halogen, maka prioritas penomoran didasarkan kereaktifannya, yaitu F, Cl, Br, I.
3) Gugus alkil selain rantai induk dan atom halogen sebagai cabang.
Contoh:
CH3–CH2–Cl 1– kloroetana
CH2–CH21,2 – dikloroetana2 – bromo – 1 – kloroetana
׀׀
ClCl
CH2–CH22 – bromo – 1 – kloroetana
׀׀
ClBr
b. Tata Nama Trivial (lazim)
Nama lazim monohaloalkana adalah alkilhalida.
Contoh: CH3–CH2–Cl metilklorida
isopropilbromida
2. Pembuatan
Pembuatan haloalkana dapat menggunakan dua jenis reaksi, yaitu:
a. Reaksi Substitusi
Reaksi substitusi adalah reaksi penggantian satu atom atau gugus atom dalam suatu molekul oleh sebuah atom lain.
Misalnya pada temperatur tinggi atau dengan adanya cahaya ultraviolet, satu atom hidrogen atau lebih dalam suatu molekul alkana dapat digantikan oleh atom klor dan brom.
Contoh: CH3–CH3 + Cl2 CH3–CH2–Cl
Etana kloroetana (etilklorida)
Etil klorida cair dengan titik didih 12 °C seringkali digunakan sebagaizat pemati rasa lokal, cairan ini menyerap kalor untuk penguapannya dan menguap sedemikian cepat sehingga membekukan jaringan dan karena menyebabkan hilangnya sebagian perasaan (sakit). Seringkali disemprotkan pada permukaan tubuh seorang pemain baseball yang
kena bola karena kesalahan lempar
b. Reaksi Adisi (reaksi penjenuhan)
Reaksi adisi adalah reaksi pengubahan ikatan rangkap suatu molekul (alkena atau alkuna) menjadi ikatan tunggal.
Contoh: CH2 = CH2 + Cl2CH2Cl–CH2Cl
CH2 = CH–CH3 + HBrCH3–CHBr–CH3
Alkohol dan eter
1.Alkohol
a.Rumus Umum Alkohol
Perhatikan rumus struktur senyawa karbon berikut.
CH3–CH3CH3–CH2–OH
CH3–CH2–CH3 CH3–CH2–CH2–OH
Karena rumus umum alkana adalah CnH2n+2, maka rumus umum alkohol (alkanol) adalah CnH2n+1OH atau
CnH2n+2O.
b.b. Jenis-jenis Alkohol
Berdasarkan letak gugus fungsinya, alkohol dibedakan menjadi tiga jenis,
yaitu:
1)Alkohol primer, yaitu alkohol yang gugus fungsinya (–OH) terikat
pada atom C primer.
Contoh: CH3– CH2–OH
2)2) Alkohol sekunder, yaitu alkohol yang gugus fungsinya (–OH) terikat
pada atom C sekunder.
Contoh:CH3– CH2–CH– OH
CH3
3) Alkohol tersier, yaitu alkohol yang gugus fungsinya (–OH) terikat
pada atom C tersier.CH3
CH3–CH2–C– OH
CH3
c.Tata Nama Alkohol
Ada dua cara pemberian nama pada alkohol, yaitu:
1)Penamaan secara trivial, yaitu dimulai dengan menyebut nama gugus alkilyang terikat pada gugus –OH kemudian diikuti kata alkohol.R…….OH( alkil ----Alkohol)
Contoh:
CH3–CH2—OHEtil alcohol
CH3–CH2–CH2–OHPropil alcohol
2)Penamaan secara sistem IUPAC, yaitu dengan mengganti akhiran a pada alkana dengan akhiran ol (alkanamenjadi alkanol)
Contoh : CH3–CH2–OHEtanol
CH3–CH2–CH2–OHPropanol
Urutan Penamaan Senyawa Alkohol menurut IUPAC
1)Menentukan rantai induk, yaitu rantai karbon terpanjang yang mengandung gugus – OH, selain itu atom karbon lain sebagaicabang.
2)Memberi nomor pada rantai induk yang dimulai dari salah satu ujung rantai, sehingga posisi gugus – OH mendapat nomor terkecil.(Perhatikan tidak harus nomor satu!!!)
3)Urutan penamaan: • nomor atom C yang mengikat cabang
• nama cabang: - CH3 metil
- C2H5 etil
• nama rantai induk (alkanol)
Contoh:CH3
CH3–CH2–CH2–CH–OH
4321
2- metil- butanol
4)Penulisan nama cabang sesuai urutan abjad: etil mendahului metil.
5)Apabila posisi gugus –OH ekivalen dari kedua ujung rantai induk, maka penomoran dimulai dari salah satu ujung sehingga cabang-cabang mendapat nomor terkecil.
C2H5OH
CH3–CH–CH2–C– CH2 – CH33 etil 4 metil 4 heptanol CH3
a.Keisomeran Alkohol
1.Keisomeran Posisi
Keisomeran posisi, yaitu keisomeran yang terjadi karena perbedaan letak gugus –OH dalam molekul alkohol. Keisomeran
posisi dalam alkohol mulai terdapat pada propanol yang mempunyai dua isomer, yaitu 1–propanol dan 2–propanol.
CH3– CH3– CH2– OHCH3– CH(OH) – CH3
1–propanol2–propanol
b.Sifat- sifat Alkohol
- TD alkohol > TD alkena dengan jumlah unsur C yang sama (etanol = 78oC, etena = -88,6oC)
- Umumnya membentuk ikatan hidrogen
- Berat jenis alkohol > BJ alkena
- Alkohol rantai pendek(metanol, etanol) larut dalam air (=polar)
c.Sifat Kimia Alkohol
1.Reaksi dengan Logam Natrium
Alkohol dapat bereaksi dengan logam Na membentuk alkoksida dan gas hidrogen. Contoh reaksi etanol dengan logam natrium
C2H5 – OH + Na ⎯⎯→C2H5ONa + H2
EtanolNa-etoksida
Reaksi ini dapat dipergunakan sebagai reaksi untuk pengenal
alkohol.
2.Reaksi Oksidasi
a.Alkohol primer teroksidasi membentuk aldehid dan dapat teroksidasi lebih lanjut membentuk asam kar-boksilat.
Contoh:
CH3– CH2 – OH→CH3–COH + H2O
Etanoletanal
CH3–COH→CH3COOH
etanal asam etanoat
b.Alkohol sekunder teroksidasi membentuk keton.
Alkohol sekunder dioksidasi menjadi keton. Sebagai contoh, jika alkohol sekunder, propan-2-ol, dipanaskan dengan larutan natrium atau kalium dikromat(VI) yang diasamkan dengan asam sulfat encer, maka akan terbentuk propanon.
Perubahan-perubahan pada kondisi reaksi tidak akan dapat merubah produk yang terbentuk.
Dengan menggunakan persamaan reaksi yang sederhana, yang menunjukkan hubungan antara struktur, dapat dituliskan sebagai berikut:
c.Alkohol tersier tidak teroksidasi.
3.Reaksi dengan Hidrogen Halida
Jika alkohol direaksikan dengan hidrogen halida akan terbentuk haloalkana dan
air dengan reaksi:
R – OH + HX→R – X + H2O
Contoh:
CH3 – OH + HCl→CH3 – Cl + H2O
4.Reaksi esterifikasi
Reaksi esterifikasi berlangsunglambat dan dapat balik (reversibel). Persamaan
untuk reaksi antara sebuah asam RCOOH dengan sebuah alkohol R’OH (dimana
R dan R’ bisa sama atau berbeda) adalah sebagai berikut:
Jadi, misalnya, jika kita membuat etil etanoat dari asam etanoat dan etanol, maka persamaan reaksinya adalah:
5.Reaksi Dehidrasi Alkohol
Alkohol jika dipanaskan dengan asam kuat, maka akan terjadi alkena dan air.
Contoh:
CH3– CH2 – CH2 – OH→CH2 – CH = CH2 + H2O
n – propanol1 – propena
a.Kegunaan AlkoholDalam kehidupan sehari-hari alkohol banyak digunakan, antara
lain sebagai berikut.
1) Dalam bidang farmasi (obat-obatan), sebagai pelarut senyawa organik,misalnya
etanol dan butanol.
2) Dalam bidang biologi atau industri digunakan sebagai disinfektan,misalnya
etanol dan metanol
3) Sebagai bahan bakar, misalnya spiritus (campuran antara methanol dan etanol).
Eter
a.Rumus Umum
Eter atau alkoksi alkana merupakan turunan alkana yang mempunyai struktur berbeda dengan alkohol. Eter mempunyai rumus umum R–O–R′. Dengan gugus fungsi –O– yang terikat pada dua gugus alkil. Gugus alkil yang terikat dapat sama dan dapat berbeda. Beberapa contoh senyawa eter seperti pada tabel berikut.
No
|
R
|
Gugus Fungsi
|
R’
|
Rumus Struktur
|
–CH3
|
–O–
|
-CH3
|
CH3–O–CH3
| |
–C2H5
|
–O–
|
-C2H5
|
C2H5–O–C2H5
| |
–CH3
|
–O–
|
- C2H5
|
CH3–O–C2H5
| |
C2H5–
|
–O–
|
–C3H7
|
C2H5–O–C3H7
|
b.Tata Nama
Ada dua cara pemberian nama eter, yaitu:
1.Penamaan secara trivial dimulai dengan menyebut nama alkil yang terikat pada gugus –O–kemudiandiikuti oleh kata eter.
2) Penamaan berdasarkan IUPAC, yaitu dengan mengganti akhiran ana pada alkana asal dengan akhiran oksi.
Contoh pemberian nama pada eter seperti pada tabel berikut:
No
|
Rumus Struktur
|
Tata Nama
| |
IUPAC
|
TRIVIAL
| ||
CH3–O–CH3
|
Metoksi metana
|
Metil–metil eter atau Dimetil eter
| |
C2H5–O–C2H5
|
Etoksi etana
|
Etil–etil eter atau Dietil eter
| |
CH3–O–C2H5
|
Metoksi etana
|
Etil–metil eter
|
c.Keisomeran
Alkohol dengan rumus umum R–OH dan eter dengan rumus umum R–O–R′mempunyai keisomeran fungsi.
Contoh:
C3H7 –OH dengan CH3– O – C2H5
1–propanolmetoksi etana
(propil alkohol)(etil–metil eter)
Kedua senyawa tersebut mempunyai rumus molekul sama, yaitu C3H8O sedangkan gugus fungsinya berbeda. Jadi, alkohol dan eter mempunyai keisomeran fungsi
d. Sifat-sifat
1) Eter mudah menguap, mudah terbakar, dan beracun.
2) Bereaksi dengan HBr atau HI.
3) Eter tidak membentuk ikatan hidrogen di antara molekul-molekulnya,sehingga titik didihnya lebih rendah jika dibandingkan dengan titik didih alkohol yang massa molekul relatifnya sama. Titik didih
eter sebanding dengan titik didih alkana
e. Pembuatan
Eter dapat dibuat dengan jalan mereaksikan alkohol primer dengan
asam sulfat pada suhu 140 °C.
2 CH3–CH2–OH⎯⎯→ CH3–CH2–O–CH2–CH3 + H2O
f. Kegunaan
1) Eter dalam laboratorium digunakan sebagai pelarut yang baik untuksenyawa kovalen dan sedikit larutdalam air.
2) Dalam bidang kesehatan, eter banyak dgunakan untuk obat pembius atauanestetik.
Penggunaan senyawa eter dalam kehidupan sehari-hari adalah:
*dibidang medis,banyak sekali eter yang digunakan untuk anestesi (bius)
*dibidang otomotif,eter digunakan untuk menghidupkan mesin yang tak mau menyala bahkan eter juga digunakan sebagai tambahan bahan bakar sehingga laju mesin lebih kencang
*dilaboratorium,eter merupakan pelarut yang banyak digunakan
*metil ters butil MTBE Digunakan untuk kenaikan angka oktan bensin
Permasalahan:
Mengapa metil tersbutil eter (MTBE) dapat digunakan untuk meningkatkan angka oktan??
Baik lah saya akan mencoba menambahkan jawaban dari permasalahan anda.
BalasHapusMethyl Tertier Buthyl Eter (MTBE) merupakan senyawa eter dan termasuk senyawa Oksigenat. Oksigenat adalah senyawa organik yang mengandung oksigen yang dapat dicampur ke dalam bensin untuk menambah angka oktan dan mengandung oksigen. Senyawa MTBE memiliki bilangan oktan 118. Senyawa MTBE ini lebih aman dibandingkan TEL karena tidak mengandung logam timbel. Selain dapat meningkatkan bilangan oktan, MTBE juga dapat menambahkan oksigen pada campuran gas di dalam mesin, sehingga akan mengurangi pembakaran tidak sempurna bensin yang menghasilkan gas CO.
Senyawa eter yang telah banyak digunakan di Indonesia adalah MTBE. Tetapi, belakangan diketahui bahwa MTBE ini juga berbahaya bagi lingkungan karena mempunyai sifat karsiogenik dan mudah bercampur dengan air, sehingga jika terjadi kebocoran pada tempat-tempat penampungan bensin (misalnya di pom bensin) dan MTBE ini masuk ke air tanah bisa mencemari sumur dan sumber-sumber air minum lainnya.
Terimakasih ika telah menambahkan permasalahan saya.
HapusSaya akan menambahkan jawaban sedikit dari permasalahan anda yaitu MTBE yang beroktan 118 yang berfungsi untuk mengurangi pembakaran tidak sempurna bensin yang menghasilkan gas CO , karena MTBE itu menambahkan dapt juga menambahkan jumlah oksigen pada campuran gas didalam mesin. senyawa organik MTBE yang mengandung oksigen ini setelah dicampur dengan bensindapat menambah angka oktan naik. karena MTBE bersifat Oksigenat yang berfungsi menaikkan angka oktan.
BalasHapusMenurut saya, angka oktan adalah angka yang menunjukkan seberapa besar tekanan yang bisa diberikan sebelum bensin terbakar secara spontan.nilai oktan berfungsi mengurangi knocking atau ketukan dalam mesin. MTBE murni berbilangan setara oktan 118. Selain dapat meningkatkan bilangan oktan, MTBE juga dapat menambahkan oksigen pada campuran gas di dalam mesin, sehingga akan mengurangi pembakaran tidak sempurna bensin yang menghasilkan gas CO.
BalasHapusSaya ingin menambahkan
BalasHapusEter digunakan untuk tambahan bahan bakar yang dikenal dengan istilah MTBE (Metil Tertier Butil Eter). MTBE (Metil Tertier Butil Eter) bersifat oksigenat. oksigenat adalah senyawa organik yang mengandung oksigen yang dapat dicampur ke dalam bensin untuk menaikan bilangan oktan dan mengandung oksigen. Semakin tinggi bilangan oktannya maka kualitas bensin semakin baik. Dengan naiknya bilangan oktan ini maka dapat mempercepat laju kendaraan.
Reaksi SN2 cenderung terjadi jika digunakan pelarut yang lebih polar (air), konsentrasi basa yang sedang, dan suhu sedang. Reaksi E2, cenderung terjadi jika digunakan pelarut yang kurang polar, konsentrasi basa yang tinggi, dan suhu tinggi. Seandainya kita mengganti alkil halida primer menjadi tersier, reaksi substitusi akan terhambat (ingat, urutan reaktivitas untuk reaktivitas SN2 adalah 1o >2o >> 3o). Tetapi, reaksi eliminasi akan cenderung terjadi karena hasilnya adalah alkena yang lebih tersubtitusi. Pada kenyataannya, dengan t-butil bromida, hanya proses E2 yang terjadi.
BalasHapus