Orbital dan Peranannya Dalam Ikatan
Kovalen
Elektron merupakan partikel yang bermuatan negative yang berada disekitar inti atom. Seperti yang telah dijelaskan dalam teori atom Bhor bahwa “Elektron mempunyai lintasan orbit tertentu dan elektron dapat tereksitasi kelintasan luar dengan menyerap energy atau tereksitasi ke lintasan dalam mendekati inti atom dengan memancarkan energy “. Dari pernyataan itu dpat dibayangkan bahwa pada model atom Bohr elektron bergerak mengelilini inti atom sepertiperedaran planet-planet yang mengitari matahari.
Elektron bersifat dualisme yang artinya elektron
memiliki sifat sebagai partikel dan gelombang. Pernyataan ini didasarkan pada
eksperimen difraksi berkas elektron yang dikemukakan oleh Louis de
Broglie. Sifat partikel dan gelombang
suatu materi ini tidak tampak sekaligus,sifat yang tampak jelas
hal ini bergantung pada perbandingan panjang gelombang
de Broglie dengan dimensinya serta dimensi sesuatu yang berinteraksi
dengannya. Dalam kehidupan nyata asas de Broglie ini bisa di lihat pada
momentum petir dan kilat. Dimana kilat akan terjadi terlebih dahulu kemudian
akan terdengar sura petir. Dari
peristiwa tersebut dapat diketahui bahwa kilat merupak sifat gelombang berwujud cahaya sedang kan petir
merupakan sifat partikel yang berupa suara.
Peristiwa tersebut menjadi salah satu fakta yang mendukung konsep De Broghlie. Hal inilah yang menjadi
dasar dari teori mekanika kuantum yang merupakan teori atom modern yang saat
ini digunakan. Teori mekanika kuantum ini dikemukakan oleh Heseinberg , dimana
dia menyatakan bahwa “elektron tidak dapat ditentukan keberadaannya secara
pasti “. Keberadaan elektron hanya merupakan kebolehjadian menemukan elektron pada suatu area tertentu.
Bisa saja aelektron bergerak dari klit satu ke kelit terakhir. Hal ini disebabkan tidak mungkin dapat
ditentukan posisi sekaligus momentum dari suatu benda bergerak. Dari pernyataan yang diungkapkan oleh
Heseinberg ini muncul prinsip ketidakpastian , dimana prinsip tersebut
menunjukkan keterbatasan pengetahuan manusia.
Berdasarkan hipotesis De Broghlie dan Heseinberg sifat
atom dalam hal ini dapat dijelaskan dengan lebih baik berdasarkan sifat
gelombangnya. Scrodinger mengungkapkan melalui persamaan fungsi gelombang bahwa
kebolehjadian menemukan elektron pada area tertentu dikenal dengan konsep
orbital yaitu area dimana elektron berpeluang besar ditemukan. Elektron dalam
orbital yang bergerak cepat akan membentuk suatu awan elektron
Awan elektron ini memberikan deskripsi peluang
terbesar tempat elektron berada. Gerakan elektron pada tiap orbital membentuk
awan dengan pola tertentu misanya menyerupai bola, bola terpilin atau bentuk
lainnya. Geraka elektron yang sangat cepat ini membentuk ketebalan yang berbeda
ditiap ruang orbital. Semakin tebal awan elektron semakin besar peluang
elektron untuk ditemukan begitupun sebaliknya. Menurut persamaan fungsi
gelombang , distribusi elektron dala orbital dapat ditentukan melalui 3
bilangan kuantum yaitu :
a) Bilangan kuantum utama
(n = nomor lintasan elektron/kulit )
b)
Bilangan kuantum azimuth (l = menunjukkan sub-lintasan/ sub- kulit)
c) Bilangan kuantum
magnetic (m = harga orbital)
A.
Sifat Gelombang
Pada tahun 1923, Louise de Broglie mengemukakan
pendapat bahwa elektron mempunyai sifat gelombang dan sekaligus juga sifat
partikel. Pendapat de Broglie mula mula kurang dapat diterima, tetapi
pendapatnya merupakan benih yang kini tumbuh menjadi konsep mekanika kuantum
mengenai gerak elektron dan teori
orbital molekul
Mekanika
kuantum adalah subjek matematik. Untuk dapat mengerti mengenai ikatan kovalen,
maka hanya diperlukan hasil dari studi mekanika kuantum, daripada persamaan
matematiknya sendiri. Dengan pemikiran ini, marilah meninjau beberapa konsep
dasar mengenai gerak gelombang seperti yang dipertahankan dalam teori ikatan
kovalen akhir-akhir ini.mula-mula akan dimulai dengan beberapa gelombang diam
yang sederhana, yaitu jenis gelombang yang dihasilkan bila orang memetik senar,
seperti senar gitar, yang kedua ujungnya mati. Jenis gelombang ini menunjukkan
gerakan hanya dalam dimensi. Sebaliknya, gelombang diam yang disebabkan oleh
pemukulan kepala drum adalah berdimensi dua, dan sistem gelombang electron
adalah berdimensi tiga. Tinggi gelombang diam adalah amplitudonya, yang dapat
mengarah ke atas (nilai positif) atau mengarah ke bawah (nilai negatif)
terhadap kedudukan istirahat dari senar. (perhatikan bahwa tanda + atau – dari
amplitude adalah tanda matematik, bukan muatan listrik). Kedudukan pada
gelombang yang amplitudonya nol disebut simpul, dan sesuai dengan kedudukan
pada senar gitar yang tak bergerak bila senar bergetar.
Dua gelombang diam dapat sefase atau keluar fase yang satu terhadap yang lain. Keadaan
antara dalam mana gelombang hanya sebagian sefase juga mungkin. Istilah ini
dapat digambarkan oleh sistem dua gelombang pada dua senar identik yang
bergetar. Bila amplitude positif dan negatif dari dua gelombang suling sesuai,
kedua gelombang tersebut sefase. Bila tanda matematik dari amplitude saling
berlawanan, gelombang keluar fase.
Bila dua
gelombang yang sefase pada senar yang sama saling tumpang tindih, mereka saling
memperkuat. Perkuatan dinyatakan oleh penambahan fungsi matematik yang sama
tandanya yang menggambarkan gelombang. Sebaliknya, sepasang gelombang yang
tumpang tidih yang keluar fase, saling mengganggu atau berinterferensi. Proses
interferensi dinyatakan oleh penambahan dua fungsi matematik yang berlawanan tanda. Interferensi
sempurna menghasilkan penghapusan satu gelombang oleh yang lain. Tumpang tindih
sebagian dari dua gelombang yang keluar-fase menghasilkan simpul.
Gelombang
merupakan gejala rambat dari suatu getaran / usikan. Gelombang akan terus
terjadi apabila sumber getaran ini terus bergetar terus menerus. Gelombang
membawa energy dari satu tempat ketempat yang lain. Gelombang diam merupakan
jenis gelombang yang dihasilkan bila orang memetik senar , contohnya seperti
senar gitar yang kedua ujungnya mati. Pada saat memetik gitar , ketika gitar di
petik kebawah maka gelombang bunyi akan kebawah dan jika senar gitar dipetik
keatas maka gelombang bunyi akan keatas.
Dari situasi
tersebut diketahui bahwa gelombang diam ini
bergerak hanya dalam satu dimensi. Sedangkan pada gelombang dimensi dua
itu dapat dilihat pada pemukulan kepala drum , selain dimensi dua gelombang
juga ada yang berdimensi tiga contonya adalah sistem gelombang elektron. Tinggi
gelombng diam adalah amplitudonya yang dapat mengarah keatas (nilai positif)
atau mengarah kebawah (nilai negativ) terhadap kedudukan istirahat dari senar.
Kedudukan pada gelombang yang amplitudonya nol disebut simpul , dan sesuai dengan
kedudukan pada senar gitar yang tak bergerak bila senar bergetar.
Dua gelombang diam dapat sefase atau keluar fase yang
satu terhadap yang lain. Bila amplitude positif dan negative dari dua gelombang
suling sesuai , kedua gelombang tersebut sefase. Bila tanda matematik dari
amplitude saling berlawanan, gelombang keluar fase.
Bila dua gelombang yang sefase pada senar yang sama
saling tumpang tindih ,mereka saling memperkuat. Perkuatan dinyatakan oleh
penambahan fungsi matematik yang sama tanda
yang menggambarkan gelombang. Sebaliknya , sepasang gelombang yang
tumpang tindih yang keluar fase, saling mengganggu atau berinterferensi. Proses
interferensi dinyatakan oleh penambahan dua fungsi mg batematik yanerlawanan
tanda. Interferensi sempurna menghasilkan penghapusan satu gelomban.oleh yang
lain. Tumpang tindih sebagian dari dua gelombang yang keluar fase menghasilkan
simpul.
B.
Orbital ikatan dan anti
ikatan
Bila sepasang gelombang saling tumpang tindih , maka
mereka dapat saling memperkuat atau saling berinterferensi.
Penambahan dari dua orbital atom 1s dari dua atom H yang sefase menghasilkan
orbital molekul ikatan o dengan rapat elektron yang tinggi antara inti yang
berikatan. Contohnya
dalam molekul hidrogen (H2). Orbital 1s dari
satu atom hidrogen mendekati orbital 1s dari atom hidrogen kedua, kemudian
keduanya melakukan overlap orbital. Ikatan kovalen terbentuk ketika dua orbital
s mengalami overlap, disebut dengan ikatan sigma (σ). Ikatan sigma
berbentuk silindris simetris , elektron dalam ikatan ini terdistribusi secara
simetris/ berada di tengah antara dua atom yang berikatan.
Bila dua gelombang berlawanan
fase mereka slaing mengganggu. Interferensi dari dua orbital atom yang keluar
fase dari dua atom hydrogen meberikan orbital molekul dengan simpul antar inti.
Dalam orbital molekul ini kebolehjadian menemukan elektron antara inti sangat
rendah. Karena itu orbital molekul khas ini menimbulkan system dimana kedua
inti tak dilindungi oleh sepasang elektron dan intinya saling tolak menolak.
Karena tolakan inti , system ini energinya lebih tinggi daripada system dua tom
H yang mandiri. Orbital berenergi lebih tinggi ini adalah orbital “sigma
bintang “ atau o*(*artinya “anti-ikatan”)
C.
Orbital Hibrida Karbon
Teori hibridisasi dipromosikan oleh kimiawan Linus Pauling[2]
dalam menjelaskan struktur molekul seperti metana
(CH4). Secara historis, konsep ini dikembangkan untuk sistem-sistem
kimia yang sederhana, namun pendekatan ini selanjutnya diaplikasikan lebih
luas, dan sekarang ini dianggap sebagai sebuah heuristik yang efektif untuk
merasionalkan struktur senyawa organik. Teori hibridisasi sering
digunakan dalam kimia organik, biasanya digunakan untuk menjelaskan molekul yang
terdiri dari atom C, N, dan O (kadang kala juga P dan S). Penjelasannya dimulai
dari bagaimana sebuah ikatan terorganisasikan dalam metana.
Hibridisasi menjelaskan atom-atom yang berikatan dari
sudut pandang sebuah atom. Untuk sebuah karbon yang berkoordinasi secara
tetrahedal (seperti metana, CH4), maka karbon haruslah memiliki
orbital-orbital yang memiliki simetri yang tepat dengan 4 atom hidrogen.
Konfigurasi keadaan dasar karbon
adalah 1s2 2s2 2px1
2py1 atau lebih mudah dilihat. orbital-orbital
keadaan dasar tidak bisa digunakan untuk berikatan dalam CH4.
Walaupun eksitasi elektron 2s ke orbital 2p secara teori
mengizinkan empat ikatan dan sesuai dengan teori ikatan valensi (adalah benar
untuk O2), hal ini berarti akan ada beberapa ikatan CH4
yang memiliki energi ikat yang berbeda oleh karena perbedaan aras tumpang
tindih orbital. Gagasan ini telah dibuktikan salah secara eksperimen, setiap
hidrogen pada CH4 dapat dilepaskan dari karbon dengan energi yang
sama. katan kimia dalam senyawa seperti alkuna
dengan ikatan rangkap tiga dijelaskan dengan hibridisasi sp.
Hibridasi
adalah konsep pencampuran orbital atom menjadi orbital hibrida yang sesuai
dengan pasangan elekton untuk membentuk ikatan kimia. Orbital hibrida biasanya
mempunyai perbedaan energi dan bentuk.
Berdasarkan teori ikatan valensi, karbon seharusnya
membentuk ikatan kovalen, menghasilkan CH2, karena karbon mempunyai
dua elektron tak berpasangan secara konfigurasi elektron. Meskipun demikian,
melalui eksperimen dapat ditunjukkan bahwa CH2 bersifat sangat
reaktif dan tidak dapat terbentuk setelah akhir reaksi (meskipun hal ini juga
tidak menjelaskan bagaimana CH4 dapat terbentuk ). Untuk membentuk
empat ikatan, konfigurasi karbon harus mempunyai empat elektron tidak
berpasangan.
Dengan
demikian karbon telah mempunyai empat elektron tidak berpasangan, sehingga
mempunyai empat energi ikatan yang sama. Hibridisasi orbital juga lebih disukai
karena mempunyai energi yang lebih kecil dibandingkan dengan orbital terpisah.
Hal tersebut menghasilkan senyawa yang lebih stabil ketika terjadi hibridisasi
dan ikatan yang terbentuk juga lebih baik

Hibridisasi
sp3
Hibridisasi sp3 dapat menjelaskan struktur
molekul tetrahedral. Orbital 2s dan tiga orbital 2p melakukan hibridisasi untuk
membentuk empat orbital sp, masing-masing terdiri dari 75% karakter p dan 25%
karakter s. Cuping depan mensejajarkan diri dan penolakan electron bersifat
lemah.
Hibridisasi satu
orbital s dengan tiga orbital p (px, py, dan pz)
menghasilkan empat orbital hibrida sp3 yang mempunyai sudut sebesar
109,5˚ satu sama lain sehingga membentuk geometri tetrahedral.
Hibridisasi sp2
Hibridisasi sp2
berguna untuk menjelaskan bentuk struktur molekul trigonal planar. Orbital 2s
dan dua orbital 2p melakukan hibridisasi membentuk tiga orbital sp, masing –
masing terdiri dari 67% karakter p dan 33% karakter s. Cuping depan
mensejajarkan diri membentuk trigonal (segitiga) planar, menghadap sudut
segitiga untuk meminimalisasi penolakan elektron.
Hibridisasi satu orbital s dan dua orbital p menghasilkan tiga orbital
hibrida sp2 yang berorientasi dengan sudut sebesar 120˚ satu sama
lain sehingga membentuk geometri trigonal (segitiga).
Hibridasi sp
Hibridasi sp dapat
digunakan untuk menjelaskan struktur molekul linier. Orbital 2s dan satu
orbital 2p melakukan hibridisasi membentuk dua orbital sp, masing – masing terdiri dari 50% karakter p dan 50% karakter
s.
Cuping depan
berhadapan satu sama lain dan membentuk garis lurus 180˚ antara dua orbital.
Permasalahan:mengapa gelombang diam bergerak hanya dalam satu dimensi.??
Permasalahan:mengapa gelombang diam bergerak hanya dalam satu dimensi.??
Daftar Pustaka
http://nitasarii.blogspot.co.id/2016/09/orbital-dan-peranannya-dalam-ikatan.html
http://silmiauliawardah09.blogspot.co.id/2016/09/orbital-dan-peranannya-dalam-ikatan.html
http://wahyuniandriani19.blogspot.co.id/2016/09/resume-3-orbital-dan-peranannya-dalam.html
assalamu'alaikum, terima kasih informasinya
BalasHapussaya ingin bertanya mengapa atom karbon lebih membentuk senyawa dengan orbital hibrida dari pada pada dengan orbital atom yang tak berhibridisasi?
waalaikumsalam, terimakasih telah berkunjung diblok saya , baik alasan kenapa atom karbon lebih membentuk senyawa dengan orbital hibrida dari pada dengan orbital atom yang tak berhibridisas?
Hapushal ini dikarenakan Atom karbon lebih membentuk senyawa dengan orbital hibrida dari pada dengan orbital atom yang tak berhibridisasi karena hibridisasi memberikan ikatan lebih kuat karena tumpang tindihnya lebih besar , dank arena itu menghasilkan molekul berenergi lebih rendah yang lebih stabil.
assamuallaikum...saya mau tanya, mengapa hibridisasi dapat membantu kita menjelaskan mengenai bentuk molekul ? coba jelaskan
BalasHapusTerimakasih friska atas pertenyaannya :)
HapusSaya akan mencoba menjawab :
Jenis Molekul : AX2
Kelompok Utama
• Linear (180°)
• Hibridisasi sp
• Contoh : CO2
Logam transisi
• Tekuk (90°)
• Hibridisasi sd
• Contoh : VO2+
Jenis Molekul : AX3
Kelompok Utama
• Datar trigonal (120°)
• Hibridisasi sp2
• Contoh : BCl3
Logam Transisi
• Piramida trigonal (90°)
• Hibridisasi sd2
• Contoh : CrO3
Jenis Molekul : AX4
Kelompok Utama
• Tetrahedral (109.5°)
• Hibridisasi sp3
• Contoh : CCl4
Logam Transisi
• Tetrahedral (109.5°)
• Hibridisasi sd3
• Contoh : MnO4−
Jenis Molekul : AX5
Kelompok Utama
• --
Logam Transisi
• Piramida persegi (73°, 123°)
• Hibridisasi sd4
• Contoh : Ta(CH3)5
Jenis Molekul : AX6
Kelompok Utama
• -
Logam Transisi
• Prisma trigonal (63.5°, 116.5°)
• Hibridisasi sd5
• Contoh : W(CH3)6
Hanya itu yang dapat saya jawab, apabila ada kekurangan atau kesalahan, mohon diingatkan dan diperbaiki :)
Semoga bermanfaat bagi pembaca
Terimakasih :)
Hai heni, Saya ingin bertanya Apa yang membuat karbon melakukan sp2 ? Apakah Carbon bisa melakukan hibridasi lain selain sp2, jika iya contoh senyawanya yang seperti apa? Terima kasih
BalasHapusSaya akan mencoba menjawab
HapusKarbon akan melakukan hibridisasi sp2 karena orbtial-orbital hibrid hanya akan membentuk ikatan sigma dan satu ikatan pi seperti yang disyaratkan untuk ikatan rangkap dua di antara karbon-karbon. Ikatan hidrogen-karbon memiliki panjang dan kuat ikat yang sama.
Karbon juga dapat melakukan hibridisasi sp dan sp3.
Untuk menjelaskan keberadaan molekul CH 4 ini, maka teori hibridisasi digunakan. Langkah awal hibridisasi adalah eksitasi dari satu (atau lebih) elektron:
Proton yang membentuk inti atom hidrogen akan menarik salah satu elektron valensi karbon. Hal ini menyebabkan eksitasi, memindahkan elektron 2s ke orbital 2p. Hal ini meningkatkan pengaruh inti atom terhadap elektron-elektron valensi dengan meningkatkan potensial inti efektif.
Kombinasi gaya-gaya ini membentuk fungsi-fungsi matematika yang baru yang dikenal sebagai orbital hibrid. Dalam kasus atom karbon yang berikatan dengan empat hidrogen, orbital 2 s (orbital inti hampir tidak pernah terlibat dalam ikatan) "bergabung" dengan tiga orbital 2 p membentuk hibrid sp 3 (dibaca s-p-tiga ).
Pada CH4 , empat orbital hibrid sp3 bertumpang tindih dengan orbital 1 s hidrogen , menghasilkan empat ikatan sigma . Empat ikatan ini memiliki panjang dan kuat ikat yang sama, sehingga sesuai dengan pengamatan.
adakah yang pernah melihat bentuk orbital molekul dalam bentuk sesungguhnya ? seperti klorofil dalam daun..
BalasHapusOrbital s berbentuk bola simetri yang menunjukkan bahwa elektron memiliki kerapatan yang sama, jika jarak dari inti atom juga sama. Semakin jauh letak elektron dari inti atom, kerapatannya semakin rendah.
HapusBentuk orbital p seperti balon terpilin (cuping-dumbbell). Kepadatan elektron tidak tersebar merata, melainkan terkonsentrasi dalam dua daerah yang terbagi sama besar dan terletak pada dua sisi berhadapan dari inti yang terletak di tengah.
Orbital d memiliki 5 orbital dengan bentuk yang kompleks dan orientasi yang berbeda. Empat orbital pertama memiliki bentuk yang sama, sedangkan satu orbital memiliki bentuk yang berbeda. Kelima orbital itu adalah dxy, dxz, dyz, dx2y2, dan dz2.
Orbital f mempunyai bentuk orbital yang lebih rumit dan lebih kompleks daripada orbital d. Setiap subkulit f mempunyai 7 orbital dengan energi yang setara.
Tlong berikan contoh lain pada ikatan sigma!
BalasHapusTerimakasih telah berkunjung fania..
HapusIkatan sigma diidapatkan dari orbital-orbital atom yang tumpang tindih. Konsep ikatan sigma diperluas untuk menjelaskan interaksi ikatan yang melibatkan ketumpangtindihan cuping tunggal sebuah orbital dengan cuping tunggal lainnya. Sebagai contoh, propana dideskripsikan mengandung 10 ikatan sigma, masing-masing untuk dua ikatan C-C dan delapan ikatan C-H. Ikatan σ pada molekul poliatomik ini sangat ter-delokalisasi dan berlawanan dengan konsep dua orbital satu ikatan. Terlepas dari masalah ini, konsep ikatan σ sangatlah berguna, sehingga digunakan secara luas.